Friday 1 July 2011

Alasan keamanan menjadikan rumah seperti kerangkeng


Rumah menjadikan tempat beraktivitas bagi keluarga, berkumpul dan beristirahat. Ketika membangun, rumah akan didesign semaksimal mungkin agar anggota keluarga nyaman ketika berada di rumah. Detail dari rumah hingga sudut ruangan ketika membangun pun diperhatikan agar sesuai dengan keinginan. Penataan ruangan, sirkulasi udara, pengaturan cahaya diatur sedemikian rupa dan pemilihan bahan-bahan tak lupa mengikuti trend terbaru.

Di Jabodetabek, salah satu komponen dari rumah yang terpenting adalah pagar dan teralis jendela. Tak seperti rumah di daerah yang sangat jarang menggunakan teralis jendela, penggunaan teralis jendela hanya dipakai sebagai hiasan saja. Di Jabodetabek, penggunaan teralis besi menjadi hal wajib dikarenakan alasan keamanan dari tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Semua jendela harus dipasang teralis besi tempa agar tak mudah dijebol oleh maling yang berkeliaran. Tingginya angka pencurian membuat pemilik rumah harus mengeluarkan biaya ekstra untuk memesan teralis besi. 

Akibat dari pemasangan teralis besi, pandangan ketika melihat dari jendela pun menjadi terbatas karena terganggu oleh besi teralis, dan yang tak kalah pentingnya adalah hilangnya salah satu akses jalan keluar/ jalur evakuasi apabila terjadi suatu keadaan darurat semisal kebakaran dan pintu utama terhalang kebakaran. Hal ini pernah terjadi ketika ada anggota keluarga yang terjebak didalam rumah yang terbakar tak terselamatkan dikarenakan bantuan terlambat akibat akses pintu masuk kerumah tersebut terhalang kebakaran dan jendela tak dapat dilalui karena terhalang teralis. Rumah yang didesign seideal mungkin pun bukan tak mungkin akan terlihat seperti kerangkeng meskipun teralis didesign secantik mungkin. 

Sehingga pemasangan teralis besi untuk alasan keamanan dari tangan jahil sebenarnya juga menimbulkan resiko keselamatan ketika keadaan darurat selain menjadikan rumah seperti kerangkeng. Namun, rawan-nya keamanan di Jabodetabek mau tak mau ada hal yang harus menjadi prioritas dan mengorbankan hal lain.

No comments:

Post a Comment